Who What When & Where? Find Events!

Analisa Injil, Lukas 1:37 Tiada Yang Mustahil Bagi Allah,

Lukas 1 28/sd 38

1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia
berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."

1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu,
lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.

1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah
engkau menamai Dia
Yesus.

1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepada-
Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,

1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan
Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana
hal itu mungkin terjadi,
karena aku belum bersuami?"

1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus
akan turun atasmu dan
kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan
disebut kudus, Anak Allah. 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu,
iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan
yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

1:38 Kata Maria:"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Dari ayat Lukas 1 28/sd 38 sudah bisa kita simpulkan bahwa Allah ingin mengirimkan Seorang Rasul (Jesus)Dari Rahim Maria Dengan Ruh-Nya(Kalimatnya) Dan Kalimat seorang raja tidaklah sama dengan raja itu sendiri, sebab seorang raja adalah wujud seorang manusia yang lengkap atau utuh mulai dari tubuh dan anggota-anggotanya yang lain. Sementara sabda atau kalimat hanyalah ucapan dari sang raja itu sendiri yang tentunya tidak bisa disamakan secara generalisasi sebagai perwujudan dari sosok seorang raja.; analoginya : perkataan raja = bagian terkecil yang keluar dari diri raja ( dan sebagai bagian terkecil maka dia tidak sempurna ) sementara wujud utuh seorang raja adalah bentuk seutuhnya sebagai seorang manusia yang sempurna.

Tuhan merupakan sumber dari segala sumber yang ada dan berproses dalam kehidupan ini, baik itu yang bersifat kebaikan ataupun yang bersifat keburukan, sebab baik dan buruk itu sendiri adalah wujud dari keberadaan makhluk yang Dia ciptakan sejak awalnya. Selanjutnya makhluk makhluk ini bertugas memanajerial hal-hal yang baik dan buruk tersebut agar mampu menempatkan dominasinya dalam diri mereka masing-masing.

Dalam perspektif saya, Allah itu justru ingin adanya keteraturan dalam semua proses hidup dan kehidupan didunia ini. Dan itu hanya bisa terjadi apabila Dia sendiri menjadikan segala sesuatunya itu secara logis dan bisa dimengerti atau bisa dipelajari.
Misalnya saya ambil contoh kongkret, kenapa Tuhan toh masih butuh waktu sekian hari untuk sebuah proses penciptaan alam semesta ? kenapa Dia tidak menjadikannya dengan sekali jadi saja ? apakah Dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya ? Setahu saya, alkitab ataupun al-Qur’an dalam hal ini sepakat bila alam semesta dijadikan dengan tahapan waktu dan bukan sekali jadi.Hal itulah yang lalu menumbuhkan asumsi-asumsi kepada saya bahwa Allah itu ingin semuanya berjalan secara logis sehingga kehendak-kehendak-Nya itu bisa diterima dengan wajar dan membuat kita semakin kagum terhadap diri-Nya.

Samalah misalnya kita ambil contoh lain tentang penciptaan diri Yesus atau Isa al-Masih, toh, Allah memulainya dari mengirimkan malaikat kepada Maria sang ibunda untuk memberikan kabar suka cita, lalu kemudian Maria melalui proses Parthenogenesenya menjadi hamil dan mulai mengandung sama seperti wanita-wanita lainnya mengandung dan ketika sudah tiba waktunya lahirlah bayi Yesus terus dengan semua proses perkembangan alamiahnya dia kemudian menjadi besar dan membutuhkan proses belajar dari ahli-ahli Taurat sampai kemudian sekian puluh tahun kemudian dia menjadi orang yang mampu menjadi seorang al-Masih dikalangan umatnya, Bani Israel.

Semua itu melalui tahapan- tahapan, melalui proses demi proses … sehingga kalimah : tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Pada Injil Lukas 1:37sudah sewajarnya kita tempatkan pada proporsi yang seharusnya dan tidak menyimpang dari kausalitas yang sudah Dia tentukan sendiri dalam menjaga keseimbangan tatanan- tatanan penciptaan-Nya.

“Allah adalah Allah yang suka akan ketertiban; Ia bukan Allah yang suka pada kekacauan. Seperti yang berlaku di dalam semua jemaat Allah.” (1 Korintus 14:33 Bahasa Indonesia sehari- hari)

Mengandaikan Yesus sebagai firman Bapa dalam wujud manusia, bagi saya sama artinya Dunia Cristiani menyebut Yesus adalah perwujudan Tuhan yang tidak lengkap atau dalam bahasa sedernahanya adalah Tuhan yang penuh kecacatan

Ya bagaimana Tidak !

Dan sekarang bila Isa mengalami kejadian-kejadian tertentu seperti mengutuki pohon Ara karena rasa laparnya namun ia tidak menjumpai apa-apa disana selain daun (Lihat Injil Matius pasal 21 ayat 18 dan 19) maka hal ini menyatakan ketidak tahuan dari diri Isa mengenai segala sesuatu dan berimplikasi bahwa Tuhan yang mengisi jiwa dari wadag manusia Isa al~Masih itupun bukanlah Tuhan yang sebenarnya, sebab ia tidak bersifat maha mengetahui sedangkan pencipta alam semesta ini haruslah Tuhan yang mengenal ciptaan-Nya sekalipun itu dalam wujud makhluk paling kecil dan hitam yang tidak tampak secara kasat mata berjalan pada malam yang paling kelam sekalipun.

Dan pada waktu Isa merasa sangat ketakutan sampai peluhnya membasahi sekujur tubuhnya bagaikan titik-titik darah yang berjatuhan ketanah seperti ditulis oleh Injil Lukas pasal 22 ayat 44, maka pada saat yang sama kita menyaksikan Tuhan yang
penuh kecacatan, betapa tidak, Tuhan justru frustasi dan kecewa sampai Dia mau mati (Lihat Injil Matius pasal 26 ayat 3) akibat ketakutan- Nya kepada serangan para makhluk ciptaan-Nya sendiri yang seharusnya justru menjadi lemah dan bukan ancaman menakutkan dimata Tuhan. Dan didetik-detik tersebut kita dapati pada Injil Matius pasal 26 ayat 36 sampai 39 Isa telah memanjatkan doa yang ditujukan kepada Tuhan.
Sungguh suatu kejanggalan yang sangat nyata sekali, betapa Tuhan telah menjadi makhluk dalam bentuk manusia dan Tuhan itu masih memerlukan bantuan dari pihak lain (dalam hal ini Tuhan itu butuh bantuan Tuhan juga), disinilah sebenarnya kita melihat kenyataan bahwa Isa al~Masih itu sendiri bukan Tuhan, dia hanyalah makhluk dan sebagai makhluk maka seluruh dirinya terlepas dari unsur- unsur ketuhanan, baik jasmani maupun rohaninya. Karena itu dia pasti membutuhkan bantuan Tuhan yang sebenarnya, Tuhan yang Maha Tahu, Tuhan yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu dari ciptaan-Nya serta Tuhan yang Maha Gagah.

Salamun ‘ala manittaba al Huda


Google Translite.



English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google