Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI , 1988, Juru Selamat berarti: 1) orang yang menyelamatkan atau bertindak sebagai penolong dalam kesukaran; 2) penyelamat
Apa yang dimaksud dengan "Juruselamat" dalam ajaran Kristen?
JAWAB: Penyelamatan manusia melalui kematian atau darah Kristus, berdasarkan ajaran Paulus dan diperkuat oleh para pemimpin Gereja sesudahnya.
+ Paulus menyatakan bahwa semua orang berdosa .
"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dunia oleh satu orang, dan oleh dosa Itu juga maut,begitulah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."(Roma. 5:12).
+ Manusia dikuasai dan dikontrol oleh setan, sebagaimana dijelaskan oleh Minard J Erickson dalam bukunya "Christian Theology", halaman 793 . "Satan established control over man... Satan now is the governing power in the world. As world ruler, his right can not simply be set aside." (Setan menguasai manusia... Saat ini setan adalah yang berkuasa memerintah di dunia. Sebagai penguasa dunia,
dia memiliki hak-hak yang tidak bisa dianggap sepele)
+ Setan hanya mau membebaskan manusia kalau ditebus dengan darah Kristus. Perhatikan pernyataan Paulus dalam Suratnya kepada jemaatnya di Efesus . "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu penebusan dosa" (Efesus 1:7)
Origen dalam "Commentary on Matthew 13:28" menjelaskan bagaimana setan menuntut darah Kristus sebagai tebusan untuk membebaskan manusia yang dia kurung. "Now it was the devil that held us, to whose side we had been drawn away by our sin. He asked, therefore, as our price the blood of Christ" (Sekarang setanlah yang membelenggu kita, dimana kita telah terasing jauh gara- gara dosa-dosa kita. Oleh karena itu dia menuntut darah
Kristus sebagai tebusan kita).
+ Allah mencintai dan ingin menyelamatkan manusia . "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan Anak- Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)
Perhatikan pernyataan Paulus kepada jemaatnya di Korintus tentang bagaimana
"taatnya" Allah kepada tuntutan Setan. "Sebab kamu telah dibeli (oleh Allah) dan harganya telah lunas dibayar (kepada setan dengan darah Kristus): Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (I Korintus 6:20)
Dukungan Origen terhadap pernyataan Paulus tentang ketaatan Allah memenuhi tuntutan Setan ini dapat dilihat dalam komentarnya terhadap Matius 13 :28 dalam buku Christian Theology halaman 793:
"To whom this ransom paid? Certainly not to God. He would not pay a ransom to himself. Rather, it must have been paid to the evil one, for it was he who held us captive until the ransom, namely, the soul of Jesus, was paid... So the ransom was detemined by, paid for, and accepted by Satan"
(Kepada siapa tebusan ini dibayar? Sudah tentu bukan kepada Allah. Dia tidak mungkin membayar tebusan kepada dirinya sendiri. Akan tetapi ia haus dibayar (oleh Allah) kepada kejahatan. karena dialah yang membelenggu kita sampai tebusan, yakni nyawa Yesus, dibayar... Oleh karena itu tebusan ditetapkan, dibayarkan kepada dan diterima oleh Setan)
TANYA: Dari mana Paulus mendapatkan ajaran penebusan dosa dengan darah Kristus ini?
JAWAB: Paulus dilahirkan di Tarsus . Tarsus merupakan Pusat penyembahan Dewa. Mithra seperti yang dijelaskan oleh A.N. Wilson dalam bukunya "Paul the Mind of the Apostle" halaman 25:
"Archeologists show that Tarsus was a centre of keen Mithraic worship until the downfall of the Empire. The most distinctive feature of Mithraic worship is that the initiates either drank the blood of the sacred bull or drank a chalice of wine as a symbol representation of blood"
(Arkeolog memperlihatkan bahwa Tarsus adalah pusat kegiatan Penyembahan Dewa Mithra sampai dengan keruntuhan Kerajaan (Romawi). Ciri yang paling jelas dari penyembahan Dewa Mithra adalah upacara meminum darah sapi atau meminum secangkir anggur yang melambangkan darah). Kalaupun orang tua Paulus adalah orang Yahudi yang mengharamkan darah, tetapi karena Paulus sejak kecil sudah terbiasa dengan upacara penyembahan berhala ini, sehingga baginya, darah sudah
merupakan sumber kekuatan dan penebus dosa sesuai dengan ajaran penyembah Dewa Mithra dan Dewa Herakles.
Ini dapat kita saksikan dalam Suratnya kepada Jemaat di Korintus: "Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kitapecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?" (1 Korintus 10:16)
Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah- mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat- Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu." (Lukas 22: 19-20)
Ajaran ini sedemikian di dramatisasi sehingga Gereja tidak memberi peluang kepada mereka yang ingin menafsirkannya secara simbolis. Ini dapat dilihat dari keputusan Sidang Gereja di Trent sebagaimana dikutip Ralph Edward Woodrow dalam bukunya Babylon Mystery Religion, halaman 166, yang menyatakan sebagai berikut:
"The Council ordered pastors to explain that not only did the elements of the Mass contain flesh, bones and nerves as part of Christ, but also a whole Christ"
(Sidang Gereja memerintahkan para pastor untuk menjelaskan kepada jemaat bahwa dalam Misa, bukan hanya mengandung daging, tulang dan syarafnya Kristus, tetapi keseluruhan Kristus)
Dewa Herakles menyembelih sapi. Darahnya melambangkan
kehidupan baru sesudah mati. (bangkit dari antara orang mati) Ajaran ini mirip dengan penyembah dewa Adonis di Siria, dewa Thammuz di Babilonia dan dewa Osiris di Mesir. Setiap musim gugur, remaja Paulus menyaksikan upacara menyambut kematian dewa Mithra (dewa Matahari) yang akan mati selama musim dingin, dan kemudian akan hidup kembali pada tanggal 25 Desember setelah matahari mulai bergerak naik dari Garis Balik Selatan menuju musim semi. Dari prasasti purbakala yang ditemukan di Tarsus memperlihatkan bahwa Dewa Herakles yang mati dan bangkit kembali dianggap sebagai Juruselamat.
TANYA:
Apakah Allah mewahyukan ajaran Juruselamat kepada Yesus?
JAWAB: Benar, Allah mengajarkan kepada Yesus tentang satu- satunya Juruselamat, yakni Allah sendiri, bukan diri Yesus.
"Beginilah firman Tuhan, Raja dan Penebus Israel , Tuhan semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku." (Yesaya 44:6)
"Beginilah firman Tuhan, Penebusmu,..." (Yesaya 44:24)
"Tidak ada yang lain, tidak ada Allah (Tuhan) selain dari pada- Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku " (Yesaya 45:21)
"Bukan setiap yang berseru kepada-Ku: Tuhan (Tuan), Tuhan (Tuan)! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa- Ku (Allah) di sorga " (Matius 7:21)
"Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." (Matius 19:17)
TANYA:
Apakah Yesus pernah mengajarkan kepada murid-muridnya atau mengkhotbahkan kepada umatnya Israel bahwa dirinya telah dinobatkan sebagai Juruselamat umat manusia?
JAWAB: Yesus tidak akan mungkin mengajarkan kepada murid- muridnya maupun kepada umatnya bahwa Allah telah menobatkannya sebagai Juruselamat dan bahwa darahnya akan dibayarkan oleh Allah kepada setan sebagai penebus dosa manusia.
Yesus adalah guru/ ustadzYahudi. Dia mengajarkan hukumTaurat kepada murid-muridnya maupun umatnya. Diantara ajaran tersebut adalah mengharamkan darah sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Imamat. "Demikian juga janganlah kamu memakan darah apapun
di segala tempat kediamanmu,
baik darah burung-burung, ataupun darah hewan. Setiap orang yang memakan darah apapun, nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya " (Imamat 7:26-27) Baik murid-murid maupun umatnya Yahudi, tidak pernah
berkeyakinan bahwa mereka telah jatuh ke dalam dosa abadi dan bahwa hanya Yesuslah satu-satunya yang akan menyelamatkan mereka melalui darahnya di tiang salib
TANYA:
Apakah Allah pernah mewahyukan kepada para nabi sebelum Yesus bahwa semua manusia termasuk para nabi yang dilahirkan ke dunia ini sebagai anak cucu Adam, terbelenggu dalam dosa waris, yang hanya dapat ditebus dengan darah Yesus?
JAWAB: Tidak pernah. Sebelum hadirnya Paulus dimuka bumi ini, tidak satu pun Nabi mulai dari Nabi Adam as sampai dengan Nabi Isa as. yang mengajarkan kepada Bani Israil bahwa akan datang manusia bernama Yesus akan menjadi Juruselamat, menebus dosa manusia.
Orang Israel memahami satu- satunya Juruselamat adalah Allah SWT. Kalau kemudian orang Israel menyembelih domba untuk penebusan dosa,
karena sesuai dengan firman Allah dalam Kitab Imamat
"Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus menga-dakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada Tuhan." (Imamat 23:27)
TANYA:
Siapa yang pertama mengeluarkan ide dan mengumumkan bahwa Yesus adalah Juruselamat?
JAWAB: Paulus. Dialah yang pertama menyampaikan kepada orang-orang Yahudi maupun orang-orang Romawi bahwa Yesus mati untuk menebus dosa manusia.
"Kristus telah menebus kita dari kutuk Hukum Taurat." ( Galatia 3:13)
"Sebab di dalam dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa..." (Efesus 1:7)
TANYA:
Dari mana bibit ide bahwa Yesus adalah Juruselamat?
JAWAB: Ketika Paulus mendengar cerita tentang penyaliban Yesus, yang "katanya" mati, yang "katanya" bangkit kembali, dia yakin bahwa inilah "Kristus Baru" yang 'bangkit dari antara orang mati.' persis seperti dewa Herakles dan dewa Mitra yang dia puja. Paulus dengan cerdik menghubungkan penyaliban Yesus dengan mitos Dewa Herakles yang mengorbankan sapi agar darahnya menjadi penebus dosa dan memberikan kehidupan baru. Perhatikan pemyataan Wilson berikut dalam buku yang sama halaman 27: "Paul was to develop into a richly imaginative, but confused, religious genius who was able to draw out a mythological and archetypical significance from the death of Jewish hero, Jesus of Nazareth"
(Paulus menciptakan dengan kekayaan berkhayal, namun membingungkan, keahlian reliji yang memungkinkannya
mengaitkan kematian Pahlawan Yahudi, Yesus dari Nazaret, dengan mitos dan model (dewa-dewa Penyembah Berhala).
Kemahiran Paulus memainkan kiasan-kiasan untuk menyelipkan ajaran penyembah berhala kedalam kisah kehidupan Yesus, disentil oleh Allah dalam Surah Muhammad:
"Dan kamu benar benar akan mengenal mereka dan kiasan- kiasanperkataan mereka,.." (Muhammad 47:30)
TANYA:
Apakah orang Yahudi menerima Yesus sebagai Juruselamat?
JAWAB: Dari peristiwa penyaliban Yesus orang-orang Yahudi merasa sangat sedih dan kehilangan dengan hukuman penyaliban atas tokoh dan pahlawan mereka. Yesus adalah tokoh dan pemimpin yang diharapkan akan membebaskan Yahudi dari penjajahan Romawi. Mereka merindukan Yesus untuk menjadi Raja sekaligus pemimpin agama. Namun kenyataan pahit yang mereka hadapi ialah bahwa Yesus ditangkap dan dihukum mati dengan penyaliban. Pada saat itu golongan Yahudi terpecah menjadi 2 (dua) golongan :
1) Mereka yang menganggap Yesus sebagai Mesias Palsu, (Jesus Nabi Palsu)karena dia tidak berhasil duduk ditahtaDaud sebagai Raja Israel, malah sebaliknya di ditangkap oleh penguasa Romawi dan dihukum salib
2) Mereka yang menganggap Yesus sebagai pahlawan yang membela rakyatnya. Oleh karena itu Yesus pantas dihormati dan dihargai sebagai
pahlawan.
Golongan Yahudi ini berpandangan sebatas Yesus sebagai Juruselamat yang ingin menyelamatkan umatnya dari penjajah Romawi. Namun disayangkan usahanya gagal dan kandas di tengah jalan. Jadi dalam pemahaman ini, Yesus dianggap "Juruselamaf Yahudi, bukan Juruselamat umat manusia.
"Hosana! Diberkati Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel ."(Yohanes 12:13)
TANYA:
Lalu kalau demikian, siapa yang menafsirkan penyaliban Yesus sebagai penyelamatan umat manusia?
JAWAB:
Ini adalah pekerjaan Paulus, Pauluslah yang menafsirkan penyaliban Yesus sebagai penyelamat manusia. Menurutnya darah Yesus di tiang salib mirip dengan darah sapi yang menyelamatkan menurut para penyembah dewa Mithra. Wilson dalam bukunya yang sama halaman 166, mengatakan:
"Paul's invention of the Christian Eucharist, as an addition to the 'agape meal' or love-feast practiced by all Christians, is of apiece with his understanding of the sacrificial nature of Christ death, which he saw in the same light that the followers of Mithra saw the death of the sacrificial bull. This would have had a powerful appeal to the pagan in Corinth , though it would have been meaningless, and highly distasteful, to the Jews."
(Sakramen dalam agama Kristen yang diciptakan oleh Paulus sebagai pelengkap dari 'agape meal' yang dilaksanakan oleh seluruh umat Kristen, sejalan dengan pengertiannya tentang kematian Kristus untuk menebus dosa, yang dia pandang serupa dengan para penyembah dewa Mithra menafsirkan kematian sapi (korban). Ini akan memiliki daya tarik yang kuat bagi para penyembah berhala di Korintus, walaupun ini tidak memiliki arti apa-apa, malah menjijikkan bagi orang-orang Yahudi)
TANYA:
Apakah ide Paulus ini diterima oleh umat Yahudi (umat Yesus)?
JAWAB: Pendapat ini mendapat tantangan dari umat Yahudi dimana-mana. Untuk lebih mengenal ciri khas Yahudi, perhatikanlah penjelasan Henry Chadwick, Religious Professor di Oxford dan Cambridge University, dalam bukunya The Early Church, hal. 18-19:
"In the ancient world every one knew at least three things
about the Jews; they would not be associated either directly or indirectly with any pagan cult (which seem anti social), they refuse to eat not only meat that had been offered in sacrifice to the gods but also all pork (wich seemed
rediculous), and they circumcised their male infant"
(Di zaman dahulu setiap orang tahu setidak-tidaknya tiga hal tentang orang Yahudi; mereka
tidak akan terlibat langsung ataupun tidak langsung dengan para penyembah berhala (yang dapat dipandang anti sosial), mereka bukan hanya tidak akan makan daging sesajen untuk para dewa, tetapi segala macam daging babi (yang dianggap lucu), dan mereka menyunatkan anak laki-laki mereka).
Murid-murid Yesus yang diantaranya masih hidup ketika Paulus berkampanye tentang Yesus, tidak percaya kepadanya sedikit pun. Hal ini dijelaskan John Davidson, dari Cambridge University dalam bukunya The Gospel of Jesus, halaman 812-813:
"Paul was active in 50s and 60s AD when many of Jesus' direct disciples were still alive, both in Palestine and elsewhere, and they would never have believed Paul in preference to their own Master. Amongst the disciple of Jesus, Paul's position always seem to have been that of an outsider"
(Paulus aktif (menjalankan misi Kristen) di tahun 50an sampai 60an ketika murid- murid Yesus masih hidup, baik di Patestina maupun di tempat lain, dan mereka tidak akan pernah mempercayai keterangan Paulus tentang Tuan mereka (Yesus). Bagi murid-murid Yesus, posisi Paulus selalu dianggap sebagai orang luar.)
Oleh karena itu tidak mengherankan bila mereka sangat jengkel dan sakit hati atas perbuatan Paulus mencampur adukkan ajaran Tauhid Yahudi dengan ajaran penyembah berhala.
"la ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan Hukum Taurat." (Kisah Para Rasul 18:13)
"Akan tetapi Paulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias." (Kisah Para Rasul 9:22)
"Hai orang-orang Israel , tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang Hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!" (Kisah Para Rasul 21:28) "
Dan setelah hari siang orang- orang Yahudi mengadakan komplotan dan bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh Paulus." (Kisah Para Rasul 23:12)
"Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. (Kisah Para Rasul 24:5)
Kekacauan yang diciptakan Paulus terhadap mu-rid-murid dan pengikut-pengikut Yesus di mana-mana dapat disimak pula dari penjelasan Davidson sebagai berikut:
"Where ever he went, Paul seemed to stir up new trouble. The disciples living in Jerusalem had never previously encountered such extreme difficulties"
(Kemana saja dia pergi, nampaknya Paulus menjadi provokator kerusuhan baru. Para murid Yesus di Yerusalem tidak pernah merasakan persoalan serumit ini sebelumnya.)
Dua orang pakar Alkitab dan Naskah Laut Mati, Michael Baigent dan Richard Leigh dalam buku mereka The Dead Sea Scroll Deception, halaman 266 dan 321 malah mencap Paulus sebagai orang kafir pertama yang mengkhianati ajaran Yesus:
"Paul is in effect the first 'Christian' heretic, and that his teachings - which become the foundation of later Christianity - are a flagrant deviation from the 'original' and 'pure' form extolled by the leadership... What had been heresy within the framework of Judaism was now to become the orthodoxy of Christianity."
(Paulus pada hakekatnya adalah orang kafir 'Kristen' pertama, dan ajarannya - yang kemudian menjadi landasan ajaran Kristen - adalah penyim-pangan yang keji dari ajaran 'asli' dan 'murni' yang dimuliakan oleh para pemimpin (Gerakan Yesus). Apa yang sejak dahulu dianggap syirik dalam ajaran Yahudi (Yesus), saat ini menjadi ajaran Kristen.)
Bahkan sejak tahun 85, menurut Chadwick, orang- orang Yahudi akan mengutuk para pengikut Paulus dalam doa mereka:
"Semoga orang-orang Kristen dan orang-orang kafir hancur dan musnah."
Reverensi
A.N. Wilson in his book "The Mind of Paul the Apostle,
Ralph Edward Woodrow in his book Babylon Mystery Religion, Henry Chadwick, Religious Professor at Oxford and Cambridge University, in his book The Early Church,
John Davidson, of Cambridge University in his book The Gospel of Jesus
Books DR. H. Sanihu Munir, SKM, MPH
Michael Baigent and Richard Leigh in their book The Dead Sea Scrolls Deception,