Halaman

Truth is Not Consistent is Not The Real Truth(Kebenaran Yang Tidak Konsisten Bukan Kebenaran Sejati ! )


Bicara Mengenai Kebenaran adalah sesuatu yang bernilai absolut, mutlak Namun seringkali kebenaran ini menjadi relatif, bergantung kepada bagaimana cara masing-masing orang memberikan arti dan penilaian terhadap kebenaran itu sendiri, sehingga itu pula kebenaran sudah menjadi sesuatu yang bersifat subjektif.

Akal diberikan oleh Allah untuk berpikir membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Tanpa akal, manusia tidak lebih dari sekedar hewan yang tidak pernah memikirkan benar salah tindakannya bahkan mungkin jauh lebih sesat daripada itu.

Allah telah mengutus para Nabi dan Rasul kedunia untuk memberikan petunjuk kepada
manusia agar memilih jalan kebenaran, dan petunjuk Allah itu hanya bisa diterima oleh orang-orang yang mau untuk berpikir tentang hakikat kebenaran sejati. Dan berpikir yang benar didalam penerimaan tersebut adalah berpikir yang tidak hanya merenung atau asal-asalan, namun berusaha untuk mengerti, mempelajari, menyelidiki, memahami serta mengamalkan.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (al-Israa’ 17:36)

Menisbikan peranan akal pikiran untuk menggapai keimanan sama sekali tidak layak kita terapkan, sebab hal ini akan menyamakan kedudukan kita dengan para penyembah berhala yang tidak pernah mau tahu tentang benar salahnya keimanan mereka, yang jelas mereka harus menerima dan yakin.

Dalam hidup ini kita semua punya parameter yang pasti untuk dapat menentukan benar atau salah dari suatu keadaan, parameter tersebut tidak lain dari akal, dengan akal kita dapat mengenal berbagai macam bentuk ekosistem yang ada, dengan akal misalnya kita bisa membedakan antara si A dengan si B, dengan akal pula kita bisa membedakan antara hewan dengan manusia Dan begitulah seterusnya

Ya semua agama pasti mendogmakan agamanya saja yang paling benar, orang Islam bilang Islamlah yang paling benar, orang kristen bilang kristenlah yang benar, orang budha akan berkata budhalah yang benar dan demikianlah adanya klaim-klaim dari semua agama dan ajaran yang ada, tidak ada yang memproklamirkan ajarannya sesat, ajarannya salah …Ehm sangat egois memang,tetapi begitulah fakta dan begitulah sunnatullahnya.

Namun seiring dengan bertambah dewasanya cara kita berpikir, sangat pantas sekali apabila kita mencoba mempertanyakan sejauh mana kebenaran dari keberimanan yang kita peroleh dari kondisi ‘jadi’ tadi.??

Mengapa saya menolak Ketuhanan Jesus, Keabsahan Bible sebagai firman Tuhan Serta Ketuhanan Trinitas??

Apakah saya terpengaruh oleh doktrin ketuhanan didalam Islam?

Itu sudah jelas bahwa konsep seperti ini tidak bisa saya terima dengan akal saya dan keterbatasan saya sebagai manusia. Saya hanya membodohi diri saja bila terus memaksakan diri untuk menerimanya secara bulat tanpa bisa dan boleh mengkritiknya.

Saya adalah seorang muslim, orang yang berserah diri pada Allah, Tuhan yang Maha Esa, tidak bisa disetarakan dengan apa dan siapapun, Tuhan yang bisa saya cerna dengan akal saya, karena itu saya bangga menjadi muslim dan akan tetapi mati sebagai seorang muslim :
“Sungguh shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (QS. Al- An’am 162)

Saya tidak akan pernah menyembah makhluk manapun sebagai tuhan saya, tidak juga yesus yang orang christian pertuhankan itu. Sebab sudah tegas konsep Tauhid sejati :

Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu
(Kitab Keluaran pasal 20 ayat 3 s/d 5)

Mungkin pula Orang Kristian Mengklaim Pandangan Ini Karna Menurut Mereka Bahwa Jesus Adalah Tuhan Dan Sebagai Juru Selamat atau apapun jenisnya, tidak jadi persoalan buat saya karena bagi saya Tuhan tidak akan membebani umat-Nya dengan hal-hal yang tidak bisa mereka mengerti dengan kondisi yang ada pada mereka. Kebenaran sejati hanya bisa didapatkan melalui jalan belajar, dan belajar identik dengan ilmu sementara ilmu merupakan tempatnya akal bekerja.

Ya Emangnya jesus Tuhan menurut Alkitab Johanes Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.; Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. – Johanes 1:1-3 Serta Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. – Kitab Injil Yohanes 1:14 --MISALNYA Menurut Anggapan Orang Kristen---

Padahal Jika Kita Mau Mengkaji Atau Menganalisanya Sejauh mana sich kebenaran ayat- ayat diatas dalam mendukung ke-Tuhanan Yesus ?

kalimat yang terdapat pada Injil Yohanes tersebut, bukanlah
merupakan ucapan atau
kesaksian dari Yesus sendiri melainkan hanyalah kalimat dari Yohanes sipenulis Injil,
sementara Yohanes penulis Injil ini pun berdasarkan hasil penelitian dari banyak sarjana alkitab sendiri, sangat diragukan bukanlah Yohanes bin Zabdi murid Yesus yang masuk dalam kelompok 12 murid utama.

Silahkan Merujuk Kesini Cites-Sat: Analisa Yohanes 1:1-3 Dan Yohanes 1:14

Cites-Sat: Tanya Apakah Jesus Mengajarkan Trinitas ? Tanya Dari Mana Asal Muasal Trinitas ?

Dan Cites-Sat: Analisa Kritis Sejarah Naskah Alkitab,

Isaac Newton (1642-1727) yang juga terkenal dengan karyanya yang mengkritik ajaran Trinitas dengan judul “An Historical Account of Two Notable Corruption of Scripture” Berkata Bagi mereka yang mampu, biarlah mereka mengambil
kebaikan dari kontroversi tersebut. Untuk saya sendiri, saya tidak bisa mengambil apa-apa darinya. Jika dikatakan bahwa kita tidak boleh menentukan maksud dari kitab suci dan apa yang tidak bisa ditentukan oleh penilaian-penilaian kita, maka saya mengatakan bahwa bukanlah tempatnya
dipertentangkan. Tetapi pada bidang-bidang yang dipertentangkan, saya menyukai untuk mengambil apa yang paling saya mengerti. Adalah sikap keras dan sisi takhayul dari manusia dalam masalah-masalah agama menjadi bukti misteri-misteri tersebut.

Wassalam admin