Halaman

Analisa Kritis Sejarah Naskah Alkitab,

Analisa Kritis Untuk Naskah Salinan MT (PL) dan TR=Textus Receptus (untuk PB)

Biblical Criticism Pada tahun 1514 naskah Perjanjian dalam bahasa Yunani kuno baru pertama kali dicetak. Tapi, yang dijadikan textus receptus adalah edisi naskah yang diterbitkan oleh Desiderius Erasmus (1469-1536) dari Rotterdam, Belanda pada tahun 1516. Versi Erasmus ini mendapat kritikan untuk pertama kalinya dari Richard Simon (1638-1712), yang dijuluki `the father of Biblical criticism'. Dia sebagai orang pertama yang menggunakan metode-medote kritis di dalam studi historis.

John Mill mengkaji kritis teks (textual criticism) Perjanji¬an Baru dengan cara menghimpun varian bacaan dari manuskrip-manuskrip Yunani kuno, ragam versi teks Perjanjian Baru dari para Petinggi Gereja. (Hasilnya) Mill dapat meng¬himpun sekitar 30.000 varian bacaan yang berbeda dengan textus receptus dalam versi bahasa Yunani kuno.

Kemudian Dr. Edward Wells(1667-1727) melanjutkan penelitian yang telah dilakukan John Mill. Wells adalah orang pertama yang mengedit secara lengkap Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani Kuno.

Richard Bentley (1662-1742)mengkaji secara kritis teks edisi Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani kuno dan Latin Bentley meninggalkan textus receptus lebih dari 40 tempat , Ia menghimpun materi materi untuk membuat Perjanjian Baru edisi kritis yang akan mengganti textus receptus.
Ketika ia sedang melakukan
itu, Daniel Mace, seorang Pastur Presbyterian di Newbury menerbitkan Perjanjian Baru dalam 2 jilid dan dalam dua bahasa, Yunani kuno dan Inggris. Naskah tersebut diterbitkan di London pada tahun 1729.
Dalam pandangan Mace, varian bacaan yang dihimpun Mill lebih tinggi dari textus receptus.

Johann Albrecht Bengel(1687-1752), yang pertama kali menyusun bukti-bukti kepada teks Perjanjian Baru.

Johann Jakob Wettstein(1693-1754), membuat apparatus criticus serta memasukkan berbagai ragam bacaan sebagai alternatif kepada textus receptus.

Johann Salomo Semler(1725-1791), Jerman,menulis berbagai karya yang menganalisa secara kritis-historis teks Perjanjian Baru. Dalam pandangan Semler,bagian-bagian dari Bibel bukanlah inspirasi dan tidak dapat diterima secara
otoritatif. Semler juga berpendapat buku yang ada di dalam Bibel adalah murni historis belaka. Bibel terbentuk berdasarkan kepada kesepakatan dari wilayah-wilayah Gereja.

Menurut Semler lagi, setiap orang Kristen berhak untuk meneliti secara bebas kondisi historis setiap buku di dalam Bibel ketika ditulis.

Johann Jakob Griesbach(1745¬-1812) menerbitkan pada tahun 1774-1775 sebuah edisi Per¬janjian Baru Yunani. Griesbach juga membuat apparatus criticus. Sekalipun ia merujuk kepada bukti-bukti
teks kepada tiga versi, yaitu Al¬exandria, Barat dan Konstatinopel, Griesbach
menganggap hanya kodex Alexandria dan kodex Barat yang berharga. Ia mengkaji keterkaitan antara Matius, Markus dan Lukas. Dalam pandangannya, susunan kronologis dari objek pembahasan ketiga para pengarang Bibel (Synoptics)tersebut tidak dapat dipercaya.

Johann Gott¬fried Herder(1744-1803), Jerman,menyatakan setiap pengarang Bibel memiliki maksud, waktu dan lokasi masing-masing. Ia menegaskan Bibel yang utama (Primal Gospel)adalah oral dibanding tulisan.

Friedrich Daniel Ernst Sehleiermacher (1768-1834) Berlin, yang digelari juga sebagai `the founder of General Hermeneutics ' Dalam pandangan Schleiermacher( Timotius I bukanlah berasal dari Paul.) Schleirmacher melengkapi tafsirnya kepada teks dengan menganalisa pemahaman sejarah-bahasa dan psikologis.
Lachmann merupakan `the founder of the modern era of textual criticism' (pendiri kritik teks era modern).Setelah Lachmann, banyak sekali para sarjana Kristen menganalisa teks dan menolak textus receptus,

Seperti Lobe¬gott Friedrich Constantin von Tischendorf(1815-1874),
Samuel Prideaux Tregelles(1813-1875),
Henry Alford (1810¬1871)
Brooke Foss Westcott (1825-1901)
Bernhard Weiss (1827-1918), Hermann Freiherr von Soden (1852-1914), dan lain-lain.
Ini menunjukkan bahwa pada abad ke-19 M, textus receptus Perjanjian Baru sudah ditolak Dari Berbagai jenis disiplin Dan ilmiah

Sarjana yang meng gunakan metode kritis- historis bertindak sebagai sejarawan dan hakim yang berusaha untuk menentukan kebenaran problema yang sedang dikaji, Salah satu bentuk dari biblical criticism adalah metode kritis- historis(historical-critical method) metode Yg di bentuk Untuk menentukan kebenaran Dan Problema

Ketika diterapkan pada studi Bibel, kritik-historis melibatkan penentuan teks yang paling lama, watak kesastraannya, kondisi kondisi yang memunculkannya, dan makna asalnya. Ketika diterapkan utuk mengkaji Yesus dan Bibel, kritis-historis melibatkan usaha untuk memisahkan legenda dan mitos dari fakta,
Dan Para penulis Bibel melaporkan dengan versi yang berbeda-beda dan berusaha menentukan mana yang betul-betul perkataan Yesus Dan Yang bukan.

Dalam metode yang luas ini, terdapat beberapa jenis kritik lain yang saling terkait
diantaranya kritik teks(textual criti¬cism), kajian filologis (philological study)kritik sastra (liter¬ary criticism), kritik bentuk (fonn criticism) dan kritik redaksi (redaction criticism)Tujuannya menetapkan akurasi sebuah teks.
Menganalisa teks melibatkan dua proses, yaitu edit (recen¬sion) dan amandemen (emendation) Kata form criticism (kritik bentuk) adalah terjemahan dari kata Jerman Fonngeschichte, yang artinya "sejarah-bentuk" dan kata Fonngeschichte muncul pertama kalinya di dalam karya seorang sarjana Jerman Martin Dibelius (1919). Disebabkan karya Dibelius dan dua karya sarjana Jerman lainnya, yaitu K. L. Schmidt (1919) dan R. Bultmann (1921)form criticism menjadi sebuah metode dalam studi Perjanjian Baru Kritik redaksi (redaction criticism) di dalam studi Bibel bertujuan untuk menentukan bagaimana para pengarang Bibel menggunakan materi- materi yang ada di tangan mereka. Kri¬tik redaksi berusaha untuk memahami mengapa para penulis Bibel menulis seperti itu dan mempelajari materi-materi yang mereka tambahkan ke dalam karangan mereka.??
Oleh sebab itu, kanonisasi,textus receptus dan teks standart Bibel memang harus ditolak karna sebenarnya Bibel bukanlah kitab Suci (firman Tuhan)Yang mutlak Melainkan kitab Suci karangan Manusia..

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya;
"Ini dari Allah",(dengan maksud)untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu.
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (Al- Baqarah 2:79)

Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar- mutar lidahnya membaca AlKitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan:
"Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah",padahal ia
bukan dari sisi Allah. Mereka
berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (Al-'Imran 3:78)

Wassalam Admin.