Halaman

Eloh, Elohim, dan Yhwh.[Bag IV Tiga Agama Satu Allah]

Dalam dialek Semitik Arab, ‘il’ disebut ‘ila’ atau ‘ilah’ (Allah = al-ilah, ilah itu. Dalam dialek Semitik Ibrani penggunakan kata sandang untuk ‘el’ tidak umum). Kita mengetahui bahwa dari sumber Islam maupun Kristen bangsa Arab adalah keturunan dari empat jalur Semitik, yaitu melalui keturunan Aram (anak Sem – Palestina Timur Laut), keturunan Yoktan (anak Eber – Arab Selatan), keturunan Ismael (anak Abraham – Arab Utara), dan juga melalui keturunan Ketura (selir Abraham). Dari sini kita dapat melihat bahwa bangsa Arab dapat disebut termasuk rumpun Semitik (keturunan Aram anak Sem), Ibranik (keturunan Quathan/Yoktan anak Eber), dan juga Abrahamik (keturunan Adnan, keturunan Ismael anak Ibrahim), jadi bersaudara
dengan orang Israel yang juga termasuk rumpun Semitik (keturunan Arphaksad anak Sem), Ibranik (keturunan Pelek anak Eber), dan Abrahamik (keturunan Ishak anak Abraham).

Dan Ketika umat Islam menentang Missionaris Kristen dengan bukti etimologi bahwa kata Allah adalah benar-benar berhubungan dengan kata Elohim, para misionaris kemudian menunjuk bahwa (yhwh) adalah "nama sakral" untuk Tuhan yang mereka sembah dan bahwa sejak itu umat Islam tidak menela'ah tentang "nama sakral" Tuhan, karena itulah - menurut mereka- umat Islam salah dalam memanggil nama Tuhan. Ini bukanlah argumentasi yang baru dari Dunia missionaris. Ketika Nabi Muhammad di Madinah, umat Yahudi Madinah melemparkan tuduhan yang sama, dengan mengatakan bahwa umat Islam tidak merujuk kepada Tuhan dengan hanya menyebut Dia sebagai 'Allah". Karena itulah kemudian turun ayat al-Quran untuk menepis tuduhan tersebut

"Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mernpunyal al- asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) " (al-Isra', 17:110)

Berdasarkan pengamatan kita juga mempunyai catatan tentang tuduhan bahwa : 1. Yang pertama dari semuanya, yang paling pertama di Kitab Kejadian 1 :1 adalah "Elohim", bukan "Yahweh". Kata (YHWH) mulai muncul pada Kitab Kejadia sejak saat itu selalu memakai kata "Elohim". 2. Menurut James Strong pada The New Storng's Exhausive Concordance of the Bible, kata Yahweh adalah "Nama nasional Tuhan umat Yahudi" 7. Pendek kata, bahwa nama ini -katanya- hanyalah umat Yahudi yang memakai. Kita bandingkan pada rujukan yang sama, untuk kata Elohim adalah " .. . khusus dipakai untuk Tuhan yang maha tinggi".8 3. Point yang terakhir adalah berdasarkan kepercayaan umat Kristiani sendiri, nama Yahwe hanya dipakai untuk kontek kitab perjanjian lama, dan tidak untuk umat Kristiani yang hanya percaya pada kitab perjanjian baru. Pada sisi yang lain, kalau kita merujuk pada Markus 15:34 dimana Yesus dikatakan menangis dalam bahasa Aramaic: ELOI, ELOI, LAMA SABACHTHANI? Yang artinya :
Ya TuhanKu, Ya Tuhan Ku, Apakah sebabnya Engkau Meninggalkan Aku ? Kalaulah pengakuan bahwa Yahweh adalah panggilan yang benar dari nama Tuhan, kenapa pada saat Yesus memanggil : ELOI, ELOI, LAMA SABACHTHANI? Yesus tidak menangis dan memanggil YAHWEH, YAHWEH, LAMA SABACHTHANI ? " Hal ini menunjukkan, pengakuan bahwa Yahweh adalah nama yang paling benar" untuk Tuhan adalah tidak berdasar. Yesus merujuk
kepada Tuhan sebagai "ELOI" atau "ELI" (berdasarkan Matius 27:46).

Bahwa Yesus mengabaikan "nama Yang benar" untuk Tuhan ketika dia memanggil- Nya sebagai "ELI" -Yang mana akar katanya berhubungan dengan akar kata bahasa Arab ALLAH- untuk Yhwh,Tentang apa nama Yang benar" untuk Tuhan!.

berdasarkan Peranjian lama adalah Yahweh dan Elohim. Mungkin dia termasuk yang menerima hukum Taurat, walaupun sebagian lain umat Kristen tidak mengakui hukum Taurat berdasarkan ajaran Paulus. Namun demikian dua kata di atas sebenarnya bukan kata yang asing dalam tradisi Islam. Kata Yahweh yang berbahasa Ibrani masih dekat dengan bahasa Arab "Yaa Huwa" di mana tradisi sufi sering menggunakan kata ganti orang ketiga untuk menyebut
Allah, mereka bahkan hanya menyebut "Huwa" atau "Hu" dalam dzikir mereka. Kata yang kedua "Elohim" -yang juga berbahasa Ibrani- sama seperti sebelumnya dekat dengan bahasa Arab "Allahumma" yang sering dipakai umat Muslim dalam do'a. do'a mereka. Kedekatan pemakaian kata-kata ini, setidaknya menunjukkan kesinambungan ajaran Tauhid yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim melalui dua putranya Isma'il dan Ishaq. Penyebutan Yahweh dan Elohim oleh bangsa Yahudi keturunan Ishaq; dikarenakan mereka berbicara dengan bahasa Ibrani yang ketika sampai pada masa Nabi Isa mereka mulai memakai bahasa Aramaik. Adapun keturunan Nabi Ismail yang memang tinggal di Jazirah Arab tentu saja memakai bahasa Arab dan menyebut Elohim dengan Allahumma, Eloh/Eloi dengan Allah. Perubahan kata/nama ketika dipakai bahasa lain adalah hal yang seringkali terjadi, kata ‘alim menjadi "ngalim" ketika disebut orang jawa, nama Muhammad menjadi Mamado jika orang Afrika yang menyebut. Hal ini sangat mungkin terjadi akibat perbedaan logat dan dialek. Adapun "God' atau "Lord" tentu saja bukan dikarenakan logat tapi penerjemahan, sebagai mana orang Indonesia menyebut "Tuhan" untuk yang mereka sembah. Dalam kontek bahasa Semit kata yang paling jauh justru "God" atau "Lord", karena memakai bahasa Engris-Eropa sementara pentas pewahyuan Taurat dan Injil berada di wilayah Palestina-Arab Secara bahasa, Taurat (Ibrani) dan Injil (Ibrani-Aramaik) adalah serumpun dengan bahasa Arab. Bahasa Arab tentu saja lebih dekat kepada saudara serumpunnya jika dibandingkan dengan bahasa Yunani atau Romawi dan bahasa-bahasa Eropa

Jadi, apakah ada yang mau menerima atau tidak, kenyataan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Yahudi dan Arab adalah saudara sedarah dengan adanya nenek moyang yang sama, dan dengan demikian sesembahan nenek moyang mereka adalah sama dengan nama ‘Allah’ dalam dialek Arab, sekali pun ajaran/ aqidahnya berbeda karena perbedaan dalam menerima wahyu yang tercantum dalam
kitab suci masing-masing yang dianggap masing-masing sebagai benar dan berotoritas.

‘il’ semitik yang disebut dengan berbagai dialek pada suku- suku keturunan Sem yang menyebar bisa menyimpang dari aqidah aslinya, namun dalam suku Israel dan Arab kesamaan itu masih besar melalui tiga jalur keturunan penting, apalagi ketiga agama semitik/samawi mempercayai
‘el/ilah’ Abraham/Ibrahim sebagai bapak Orang Beriman atau bapak Monotheisme. Jadi penggunaan dialek ‘ilah’ sudah
lama digunakan suku-suku Arab, baik pra Abraham/ Ibrahim maupun sesudah masa Abraham/Ibrahim, jauh sebelum masa Kristen (abad-1) dan masa Islam (abad-7). Penggunaan dialek ‘ilah’ (yang
ditekankan menjadi ‘Allah’ dengan kata sandang definitif)
dikalangan Arab pada masa pra-Islam dipergunakan oleh suku-suku Arab baik yang menganut agama Yahudi, Kristen maupun kaum Arab ‘hanif’ yang menganut agama Abraham/Ibrahim (terutama suku Ibrahimiyah dan Ismaeliyah).Jika Masih juga Kekeh Alias Murugul Kita Kembalikan Kepada Mereka Bahwa Setiap Nama Tuhan Baik Itu El Allah Atau Yhwh Adalah Nama Tuhan Yang Tunggul Alias Esa Bukan Jamak Alias Trinitas .!!