Halaman

Analisa Kritis Dotrin Penebusan Dosa.

Oleh Admin.

Semoga ahli Kitab mendapatkan petunjuk Allah kepada Islam.

‘Isa al-Masih merupakan Nabi terakhir yang diutus Allah kepada Bani Israel dalam teologi Islam, untuk kemudian hikmah kenabian atas Bani Israel pupus dan berganti kepada Bani Ismail melalui turunnya wahyu Allah untuk Muhammad al- Amin ditanah Mekkah al- Mukarromah sekitar 600 tahun sesudah dakwah al- Masih putera Maryam di Yerusalem.

Kalangan Kristen mengatakan bahwa ‘Isa al-Masih sudah tersalibkan dan mati untuk menebus dosa-dosa umat manusia yang disebabkan oleh
Adam dan istrinya sewaktu mereka masih berada ditaman Eden pada mula penciptaan.

Adakah benar doktrin penebusan dosa oleh darah al- Masih ini ?

Apakah penyaliban yang digambarkan kepada ‘Isa putera Maryam adalah sesuatu hal yang logis dan bertujuan ataukah hanya sekedar rekayasa alias sandiwara ketuhanan yang diadakan oleh manusia ?

Untuk menjawab ini, ada baiknya jika kita mau dan sudi untuk melakukan pengkajian secara seksama melalui sumber-sumber dari dunia Kristen itu sendiri, yaitu The Bible (orang Kristen Indonesia biasa menyebutnya al-Kitab namun saya lebih menyukai ucapan “The Bible”.).

Dari The Bible kita buka kitab pertamanya yaitu kitab Genesis atau kitab Kejadian, didalamnya Genesis memberikan cerita bahwa pada mula pertama, ditaman Eden Allah telah menempatkan manusia pertama yang diberi nama Adam.

“And the Lord God formed man of the slime of the earth: and breathed into his face the breath of life, and man became a living soul. And the Lord God had planted a paradise of pleasure from the beginning: wherein he placed man whom he had formed.” (Genesis 2:7-8 from Bible Douay [http:// www.cybercomm.net/
~dcon/OT/genesis.html ]).

“And the Lord God took man, and put him into the paradise for pleasure, to dress it, and keep it. And he commanded him, saying: Of every tree of paradise thou shalt eat: But of the tree of knowledge of good and evil, thou shalt not eat. for in what day soever thou shalt eat of it, thou shalt die the death.”
(Genesis 2:15-17 dari sumber yang sama).

Disini diceritakan bahwa Allah telah memberikan peringatan kepada Adam agar tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang mengandung unsur kebaikan dan kejahatan yang berada didalam taman Eden, sebab pada hari manusia memakan buah tersebut, maka dia akan mati, demikian firman Allah kepada Adam. Selanjutnya pada pasal ke-3, kitab Genesis memberikan gambaran bahwa istri dari Adam telah terbujuk oleh se- ekor ular untuk memakan buah dari pohon tersebut, disini sang ular menyibak kebohongan Allah.

Genesis : Gen 3:1 Now the serpent was more subtle than any, beast of
the field which the LORD God had made. And he said unto the woman, Yea, hath God said, Ye shall not eat of every, tree of the garden? Gen 3:2 And the woman said unto the serpent, We may eat of the fruit, of the trees of the garden: Gen 3:3 But of the fruit, of the tree which is in the midst of the garden, God hath said, Ye shall not eat of it, neither shall ye touch it, lest ye die . Gen 3:4 And the serpent said unto the woman, Ye shall not surely die : Gen 3:5 For God doth know that in the day ye eat thereof, then your eyes shall be opened, and ye shall be as gods, knowing good and evil. Gen 3:6 And when the woman
saw that the tree was good for food, and that it was pleasant to the eyes, and a tree to be desired to make one
wise, she took of the fruit, thereof, and did eat, and gave also unto her husband with her; and he did eat. Gen 3:7 And the eyes of them both were opened, and they knew that they were naked; and they sewed fig leaves together, and made themselves aprons.


Sebagaimana uraian kitab Kejadian diatas, Allah sebelumnya mengatakan bahwa jika manusia memakan buah dari pohon terlarang itu maka hari itu dia akan mati, tetapi sang ular berkata sebaliknya, jika manusia “nekad” memakannya maka manusia tidak akan mati namun malah menjadi pintar, mengetahui hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk seperti keadaan Allah.

Disini terjadi keanehan, bukankah pada Genesis 1 ayat 26 junto Genesis 1 ayat 31 dikatakan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan penuh kesempurnaan ?

Gen 1:26 And God said, Let us make man in our image, after our likeness Gen 1:31 And God saw every thing that he had made, and, behold, it was very good

Bila Allah telah menciptakan manusia dengan penuh kesempurnaan menurut rupa Allah seperti ayat-ayat diatas, tentulah pada waktu itu juga manusia sudah mengenal sifat baik dan buruk. Hal ini terangkat dengan adanya ayat dari Kitab Kejadian yang berbunyi :

Gen 3:22 And the LORD God said, Behold, the man is become as one of us, to know good and evil: and now, lest he put forth his hand, and take also of the tree, of life, and eat, and live forever:

Jadi dari Kitab Kejadian pasal 3 ayat 22 diatas, Allah itu memiliki pengetahuan mengenai kebaikan dan keburukan, dan apabila Adam diciptakan menurut citra-Nya sebagaimana maksud Kitab Kejadian 1:26 dan Kitab Kejadian 1:31, tentulah unsur pengetahuan itu secara otomatis sudah berada pada diri Adam jauh sebelum Adam
melakukan pelanggaran dengan memakan buah dari pohon pengetahuan itu sendiri sebab dia adalah gambaran Allah.

Pertanyaan yang timbul kemuka apabila doktrin kesempurnaan Adam sebelum dia melanggar tetap dipertahankan, ini berarti Allah sama sekali tidak memberikan kesempurnaan pada Adam. Kenapa ? Sebab Allah belum menciptakan dia secara lengkap dengan gambar-Nya yang asli dan ini berarti Allah telah berbohong didalam Bible ! Dan parahnya kebohongan Allah itu dibongkar oleh Iblis yang menyamar menjadi ular !

Pembahasan berikutnya adalah pernyataan Allah sendiri yang mengatakan akan mematikan manusia jika mereka nekad memakan buah
terlarang tersebut. Apakah Allah sama sekali tidak mengetahui bahwa dengan diciptakan-Nya pohon larangan ini maka manusia yang juga ciptaan-Nya itu akan melanggar ? Apakah ini semacam jebakan dari Tuhan untuk manusia biar jatuh dalam dosa ? Lalu jika benar Allah tidak menginginkan manusia itu mati (baik mati hati maupun mati jasad), maka untuk apa Tuhan menciptakan pohon tersebut dan apa pula tujuan Tuhan menjadikan manusia kekal ? Apakah Tuhan sudah bosan dalam kesendirian-Nya sehingga merasa perlu untuk membuat Tuhan-tuhan lainnya ? (Tuhan disini dalam arti person-person yang juga memiliki sifat kekekalan). ; Lalu untuk apapula diciptakan-Nya Iblis yang jahat sementara Dia menginginkan manusia itu sendiri berada dalam kebaikan ?

Saya rasa pembahasan dari sisi The Bible justru mengantar kita untuk lebih berpikir kritis
terhadap cerita yang ada didalamnya dan sekaligus untuk menentukan keabsahan cerita tersebut untuk bisa lebih diyakini selaku kitab suci dari Tuhan.

Allah telah mengutus Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’kub,
hingga terus kepada Musa dan sejumlah tokoh-tokoh surgawi lainnya demi menuntun manusia kepada jalan-Nya, indikasi ini sama sekali membuktikan bahwa Allah tidak pernah membuat jarak terhadap manusia pasca Adam, sebaliknya Allah telah memuliakan mereka dan tidak ada dendam antara Tuhan dengan manusia walau sebelumnya Adam telah melakukan pelanggaran atas perintah-Nya.

al-Masih, ‘Isa putera Maryam sendiri bersabda :

Mat 18:1 At the same time came the disciples unto Jesus, saying, Who is the greatest in the kingdom of heaven? Mat 18:2 And Jesus called a little child unto him, and set him in the midst of them, Mat 18:3 And said, Verily I say unto you, Except ye be converted, and become as little children, ye shall not enter into the kingdom of heaven.

Selaras dengan sabda sang Messias tersebut diatas, dalam kitab Nabi Musa yang bernama Ulangan dan juga kitab Yehezkiel didapati pula pernyataan :

Deu 24:16 The fathers shall not be put to death for the children, neither shall the children be put to death for the fathers: every man shall be put to death for his own sin.

Eze 18:20 The soul that sinneth,
it shall die. The son shall not bear the iniquity of the father,
neither shall the father bear the iniquity of the son: the righteousness of the righteous shall be upon him, and the wickedness of the wicked shall be upon him.

Ini adalah ungkapan yang jelas sekali dan sangat rasional, kesalahan yang dilakukan seorang manusia, tidaklah bisa dibebankan kepada manusia lainnya meskipun itu antara Bapak dan Anak, Adam dan keturunannya, karena masing-masing manusia harus menanggung apa yang telah mereka kerjakan masing- masing dalam kehidupannya, anak tidak akan disiksa karena bapaknya melanggar, begitupun sebaliknya. Inilah keadilan yang sejati.

Lalu kemudian jika munculnya ‘Isa al-Masih ditengah-tengah umat Bani Israel digambarkan sebagai sosok Allah yang menjelma dengan tubuh manusia demi menebus dosa semua manusia akibat pelanggaran Adam, maka sudah sewajarnya dipertanyakan kaitan doktrin ini dengan ayat-ayat tersebut diatas sebagai suatu asas keadilan.

Tidak akan pernah Allah menjadi plin-plan dalam bertindak, jelas bila ada pertentangan pemahaman, maka itu berasal dari pikiran manusia sendiri alias direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi berbenturan dengan hukum-hukum Allah.

Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Agung, untuk
mengampuni dosa manusia, Dia tidak perlu untuk menjelmakan diri-Nya sebagai makhluk yang dimulai dengan
9 bulan lamanya dalam perut ciptaan-Nya sendiri. Tidak adakah tugas-tugas atau pekerjaan lain yang lebih berarti daripada Dia harus melakukan pekerjaan seperti itu ?

Jika kemudian ada penyebutan Bapak dan Anak, maka ini juga satu tanda tanya besar, bahwa Allah dikatakan menjelma maka Dia tidak bisa disebut Anak sebab mereka adalah satu, dan jika istilah Anak-Bapa tetap diterapkan maka berarti Allah bukan satu, sebab Allah sudah terbagi menjadi 2 bagian, Allah Bapa dan Allah anak yang berarti Allah itu bukan lagi Esa melainkan Poly (banyak), dan ini bertentangan dengan doktrin gereja serta banyak ayat-ayat Bible itu sendiri mengenai identitas Tuhan yang esa.

Lebih lanjut disebutkan bahwa semua manusia telah berdosa/berontak kepada Allah (Roma 3: 23). Upah dosa ialah MAUT/kematian selama- lamanya (Roma 6:23). Itu berarti hal keberdosaan manusia itu menyangkut nyawa. Dan tidak ada yang mampu selamat dari hukuman
kematian itu selain yesus, demikian menurut klaim Kristen.

Dari sini kita dapati pemikiran baru yang sebenarnya bertentangan, bahwa manusia itu setelah Adam melanggar, dia dibebani oleh dosa waris sehingga manusia harus menanggung maut karena dosanya itu (maut sebagai upah dosa menurut Paulus). Benarkah teori baru ini dan otentik-kah dengan pandangan The Bible sendiri ?
Ternyata pendapat ini sangat tidak bersesuaian dengan ayat-ayat Bible. Mati dan Hidup adalah satu sifat yang alamiah dan suatu kodrat bagi makhluk yang bernyawa.

Ecc 8:8 There is no man that hath power over the spirit to retain the spirit; neither hath he power in the day of death: and there is no discharge in that war; neither shall wickedness deliver those that are given to it.

Allah tidak pernah menginginkan untuk menciptakan manusia dalam keabadian, begitupun makhluk-makhluk yang lainnya, sebab dengan demikian akan mengingkari sifat alpha dan omega dari Tuhan itu sendiri bahwa hanya Allah yang kekal dan abadi

Jer 10:10 But the LORD is the true God, he is the living God, and an everlasting king: at his wrath the earth shall tremble, and the nations shall not be able to abide his indignation.

Isa 42:8 I am the LORD: that is my name: and my glory will I not give to another, neither my praise to graven images .

Rev 1:8 I am Alpha and Omega, the beginning and the ending, saith the Lord, which is, and which was, and which is to come, the Almighty.

Rev 21:6 And he said unto me, It is done. I am Alpha and Omega, the beginning and the end. I will give unto him that is athirst of the fountain of the water of life freely.
Rev 22:13 I am Alpha and Omega, the beginning and the end, the first and the last

Karenanya, Allah menciptakan kehidupan makhluk menuruti kehendak- Nya dan Dia juga yang menentukan waktu bagi makhluk tersebut untuk mengakhiri aktivitasnya melalui kematian. Ini bukan satu upah dari dosa tetapi suatu kewajaran alamiah..

Hal ini juga sangat bersesuaian sekali dengan pemaparan Bible
pada ayatnya yang lain dalam satu kilas balik menuju Kitab Genesis 3:22. Gen 3:22 And the LORD God said, Behold, the man is become as one of us, to know good and evil: and now, lest he put forth his hand, and take also of the tree, of life, and eat, and live forever:

Dengan demikian maka apa yang dinyatakan dengan tersalibnya ‘Isa al-Masih untuk
menebus dosa manusia warisan Adam agar mereka bisa hidup abadi adalah tidak memiliki kesinambungan dengan apa yang digambarkan oleh The Bible sendiri, karena itu doktrin ini hanyalah sandiwara yang dipaksakan, khususnya oleh Paulus sebagai orang pertama pencetus ajaran yang menyimpang dari hukum paraNabi Allah.

Paulus juga terbukti sudah meruntuhkan hukum Taurat yang diberikan kepada Nabi Musa dan tidak pernah dibatalkan oleh ‘Isa anak Maryam sendiri.

Akhir kata, seluruh Hidayah itu hanya berasal dari Allah, manusia cuma bisa berencana namun Allah adalah sebagai penentu akhir, semoga dengan sekian banyaknya perdiskusian agama antara Islam-Kristen yang telah terjadi bisa semakin menambah khasanah pengetahuan umat Islam khususnya yang dibarengi dengan semakin kokohnya kepercayaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (maqamnya disisi Allah) -Qs. 30 ar- Ruum :44

Katakanlah: “Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat”. -Qs. 34 Sabaa’ :25

Wassalam